top of page
  • Writer's picturetiga sks

Tumbuh Dewasa Bersama (500) Days of Summer

Updated: Jul 31, 2019

Hari ini, 18 Juli 2019, tepat 10 tahun film (500) Days of Summer dirilis. Iya, 10

tahun. Dalam jangka waktu satu dekade, agaknya sudah lebih dari sekali kita menonton film

yang menjadi salah satu original gangster dari sebuah hubungan bertitel friends with benefit.

Tokoh Summer Finn dan Tom Hansen menjadi salah satu ikon legendaris dari fenomena

“ditinggal waktu sayang-sayangnya” hingga saat ini. Banyak orang yang merasa dekat

dengan film ini, sehingga (500) Days of Summer masih sering menjadi bahan obrolan meski

sudah 10 tahun lamanya sejak film ini menggebrak industri sinema barat. Sejak awal

kemunculannya hingga saat ini, (500) Days of Summer masih meninggalkan kesan mendalam

bagi para penontonnya. Penyebabnya tentu tak lain adalah akhir dari kisah Summer dan Tom

yang (bagi sebagian orang) sungguh mengenaskan. Meski sejak awal narasi yang dibangun

adalah “This is not a love story, this is the story about love”, agaknya masih banyak orang

yang patah hati dibuatnya.

Kisah pertemuan Summer dan Tom di dalam lift menjadi adegan yang dikenang

hingga saat ini. Obrolan tentang The Smiths yang menjadi awal kedekatan antara mereka

berdua bisa jadi adalah salah satu adegan perkenalan yang meninggalkan kesan mendalam

bagi penontonnya. Karakter Summer, sebagai perempuan yang tak percaya cinta, bertemu

dengan seorang hopeless romantic bernama Tom, menjadi paduan kisah yang menarik untuk ditonton berkali-kali meski beberapa orang masih merasa kesal dengan ending yang dibuat oleh si penulis.

Tentu, kekesalan itu bersumber dari tokoh Summer Finn. Banyak orangmengutuk Summer, bahkan menganggap bahwa she is a bi*ch. Saya salah satunya.

Menonton (500) Days of Summer pertama kali saat SMA membuat saya membenci

tokoh Summer dengan teramat sangat, bahkan hingga saat menonton film ini untuk kali

kedua dan ketiga. Saya yakin, banyak orang yang beranggapan sama; bahwa tak seharusnya

Summer meninggalkan Tom begitu saja setelah kebersamaan yang terjalin cukup lama.

Bahwa seharusnya, Summer yang sejak awal tak percaya cinta, tidak dengan mudahnya

berubah menjadi optimis dalam melihat masa depan kisah cintanya bersama pria lain. Bahwa

seharusnya, Summer memilih Tom. Kekesalan saya pada Summer Finn, membuat saya

memiliki love-hate relationship dengan film ini. Film yang membuat saya (sempat) kesal

karena pada bagian awal-awal film ini begitu digambarkan bahwa keduanya adalah orang

yang sama-sama bertemu layaknya menemukan keping potongan puzzle terakhir yang

menggenapkan satu sama lain.

Sayangnya, semakin bertambahnya usia dan menonton (500) Days of Summer lagi

dan lagi, perubahan emosi yang saya rasakan atas film ini kental terasa. Saya tidak lagi

menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Summer adalah hal yang salah. Bukan, Summer

Finn bukanlah tokoh antagonis yang pergi begitu saja setelah apa yang ia perbuat pada Tom.

Sejak awal, membuat Tom jatuh cinta bukanlah agenda Summer ketika pertama kali mereka

bercakap di dalam lift dan membicarakan The Smiths. Dengan gamblang sudah dikatakan

bahwa Summer memang tak mempunyai intensi apapun atas “hubungan” yang terjadi di

antara mereka berdua. Bertahun-tahun lamanya, setelah bertemu orang-orang baru dan

beberapa kali loncat dari satu hubungan dengan hubungan lainnya, saya tidak lagi membenci Summer. Apa yang dilakukannya, adalah hal yang normal sepenuhnya. Apa yang menjadipilihannya pada akhir kisah (500) Days of Summer tidak lantas menempatkannya pada posisi yang salah. Summer Finn tidak salah atas mengetahui apa yang ia benar-benar inginkan di hidupnya, tidak bisa disalahkan atas gelombang perasaan yang ia rasakan terkait cinta dan hal-hal di sekitarnya. Summer yang “tiba-tiba” bicara serius tentang cinta, keputusannya pergi dari hidup Tom, dan memilih orang lain bukanlah sebuah kesalahan.

It happens because we’re just a human after all.

Menjadi dewasa, berarti kita bisa menerima film (500) Days of Summer dengan hati

dan pikiran yang terbuka untuk segala kemungkinan atas kisah yang dapat kita temui di

dalam sebuah film. Bahwa film, tak selamanya menjual mimpi dengan berakhir bahagia

sesuai apa yang diharapkan oleh penontonnya. Meski banyak orang berpikir bahwa (500)

Days of Summer adalah film yang mematahkan hati banyak orang karena dianggap memiliki

akhir yang “tragis”, yang saya lihat adalah sebaliknya; baik Summer dan Tom sama-sama

mendapat akhiran yang manis atas kisah cinta mereka. Tom, yang pada akhirnya bertemu

dengan Autumn, menandakan bahwa cinta yang datang sebelumnya bukanlah cinta yang

tepat untuknya. Bersama Summer, Tom mendapat banyak pelajaran meski pada akhirnya

mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.

Ketika pada akhirnya Summer dan Tom mendapat porsi bahagia masing-masing tanpa bersama dengan satu sama lainnya, setidaknya apa yang mereka jalani selama 500 hari bukanlah hal yang sia-sia.

Tigasks,

Segarnyaesteh

64 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page