top of page
  • Writer's picturetiga sks

Selinting Kenikmatan dari Kota Lumpia


Pasar Semawis memang masih jadi ikon wisata, terutama wisata kuliner bagi orang dalam dan luar Kota Semarang. Pasar yang digandrungi semua umur itu memang tidak pernah sepi pengunjung walaupun hujan sekalipun.


Beberapa dari orang – orang yang datang kesana, mungkin gerah dengan keramaian nya yang memang penuh sesak apalagi malam minggu dan jam – jam prime time. Orang – orang model seperti ini biasanya orang – orang yang datang ke Semawis karena nganter saudara, nurutin pacar atau teman, yah… gitu lah pokoknya padahal gerah.

Jadi, disinilah hidden gems yang perlu untuk kalian discover daripada cuma ‘tengak – tenguk’ (tengak – tengok bengong nggak jelas).


 

Coba perhatikan kalau lagi jalan mau masuk ke Pasar, ada bangunan dua lantai yang letaknya persis diluar gerbang Pasar Semawis, dari luar memang terlihat sih kalau bangunan itu sebuah café namun yang membuat bukan seperti café pada umumnya yang beraroma kopi, ini malah beraroma udud dengan nuansa perpaduan Cina – Arab.

Tampak depan, memang dipenuhi dengan beberapa ornament lampion merah dan ukiran – ukiran kayu yang bertuliskan ‘Mukti Café’, yang hampir mirip dengan kaligrafi Cina, namun kalau diperhatikan, ditengah – tengah tulisan tersebut terdapat lafadz yang berbunyi ‘Laa ilaahaillallah, Muhammadur Rasulullah’.


Masuk sedikit kedalam, sudah disambut dengan pemandangan banyak toples – toples kaca yang berjejeran isi tembakau! Ada yang tembakau untuk tingwe (linting dhewe), klobot, pipa cangklong, dan cerutu produk sendiri.

Varian tembakau khas dari Indonesia yang bisa dipilih, mulai dari natural blend, flavour blend, tembakau untuk cangklong, cerutu, klobot (rokok dibungkus daun jagung), hingga tembakau yang sudah diolah menjadi rokok kretek maupun filter. Total ada 15 tembakau dari berbagai daerah seperti tembakau asal Madura, Sopeng dari Sulawesi, Srintil dari Temanggung, dari Garut, Ampenan dari dari Lombok, dan masih banyak lagi. mulai dari Java Oriental, Klasik, Dominika, dan masih banyak lainnya. Tidak hanya sampai situ, ada jenis flavour blended seperti Motego, Vanilla, Kopi, dan banyak varian lainnya yang biasanya digandrungi anak muda


Mukti sendiri telah menggeluti bisnis trading tembakau semenjak 1815, dan telah menjadi usaha tembakau turun - temurun. Café yang telah berdiri sejak tahun 2012 lalu itu awalnya hanya menyediakan tembakau saja. Lalu pada tahun 2014, Mukti Café mulai menerapkan konsep tobacco café untuk menambah daya tarik. Maka dari itu, tembakau – tembakau tersebut diletakkan di dekat pintu masuk lantai satu.

Saat ditanyai kenapa berubah menjadi tobacco café, Radika, manajer dari Mukti Café mengatakan bahwa ini adalah strategi nya untuk menyebarluaskan tentang pengetahuan akan tembakau.


“Ya, karena menurut saya, bahkan mayoritas perokok tidak tahu apa sebenarnya yang mereka hisap. Jadi cuma asal merokok saja, cari mana yang cocok. Memang tujuan awalnya disini tetap jualan, tetapi setelah penggantian konsep menjadi sebuah café ya alangkah baiknya untuk adanya penyeimbangan dengan perkenalan. Istilahnya ‘edukasi budaya’. Jadi, pelanggan tidak hanya bisa membeli tembakau di sini, tapi juga bisa sharing, ngobrol," ujarnya.


TIDAK HANYA TEMBAKAU


Kalau di lantai satu ada toples – toples beserta mas – mas yang siap untuk diajak ngobrol dan sharing soal tembakau, pelanggan bisa menemukan barista di pojok lantai dua! Mukti Café juga menyediakan berbagai varian kopi, bahkan mereka juga memperhatikan proses pembuatan kopi nya sendiri dari biji kopi yang masih hijau, hingga pengeringan. Jadi, untuk para pelanggan yang perokok pasif, sangat bisa untuk menjajal kopi mereka, sembari ngobrol atau sekadar menemani teman, keluarga, atau bahkan pacar yang perokok aktif.

Keunikan dari kopi Mukti Café adalah roasting kopi dilakukan sendiri dengan wajan tanah liat, dan bedanya takaran untuk para pelanggan. Pemilihan dan penggunaan kopi di sesuaikan dengan karakter cerutu dan tembakau yang disajikan di Mukti Café, jadi ukuran penggunaan kopi memang lebih banyak per cangkirnya untuk karakter kopi yang lebih tebal. Yaitu sekitar 23 gram.

Soal harga, untuk kopi nya masih terhitung murah, harganya mulai Rp. 12.000,- per gelas. Selain itu, makanan ringan juga tersedia di Mukti Cafe, seperti Cheesy Cassava, Maryam Bread, Potato Wedges, Sambosa, Classic Pao, Mukti Combo Platter dan Lekker yang cocok banget buat nemenin ngopi dan ngudud mu.


Dengan tempat yang sangat nyaman dan vibes yang sangat guyub, tempat ini termasuk highly recommended untuk dikunjungi, apalagi untuk pelanggan yang merupakan perokok aktif. Tak kenal maka tak sayang, tapi belum begitu mengenal saja sudah sayang (dengan rokok), apalagi kalau sudah sangat mengenal, hehehe...


 


Pengen tahu lebih tentang Mukti Cafe dan tembakau? Stay tune, Kuliah Malam akan segera dirilis lewat akun youtube kami.


Tigasks,

Siti Rubiyah

 

Mukti Café: Cigars, Tobacco, Pipes Shop, and Café Jl. K.H. Wahid Hasyim No.2A, Kranggan, Semarang (024)3541843 11.00 – 01.00 WIB


62 views0 comments

Comentarios


bottom of page