top of page
  • Writer's picturetiga sks

MIDSOMMAR: Akibat Guna-guna, Mahasiswa Ini Jadi Korban Ganasnya Festival Musim Panas



Sutradara kawakan Ari Aster kembali mengguncang jagat perfilman khususnya dalam genre horror setelah setahun sebelumnya sukses dengan karyanya yang berjudul Hereditary. Kali ini sutradara fenomenal tersebut kembali menghadirkan film horror yang unik dan fresh melalui filmnya yang berjudul Midsommar. Berbeda dengan film sebelumnya, Midsommar justru terbalut dengan sinematografi yang siap memanjakan mata penontonnya melalui pemandangan yang indah, latar tempat yang unik, hiasan perintilan cantik nan menarik yang bisa dibilang sangat bertolak belakang dengan film horror pada umumnya, bahkan latar waktu pada film ini kebanyakan terjadi pada siang hari.

Okey, film Midsommar itu sebenarnya menceritakan tentang apa sih? Meskipun Midsommar ini terlihat seperti menceritakan semacam cult atau sekte masyarakat suatu tempat terpencil di Swedia, namun sebenarnya film ini lebih berfokus pada proses pemulihan pemeran utama yaitu Dani pasca kejadian tragis yang menimpa keluarganya. Kondisi pelik yang dirasakan Dani semakin dikacaukan lagi dengan hubungan asmaranya dengan Christian yang kian hari semakin toxic.


Cerita ini diawali dengan Dani yang diajak oleh Christian dan teman-temannya yaitu Josh, Mark, dan Pelle untuk berlibur ke Halga, suatu tempat di pelosok selatan Swedia. Halga ini pun merupakan kampung halaman salah satu sahabat Christian yaitu Pelle yang merekomendasikan Dani agar ikut bersama mereka karena Pelle merasa Dani membutuhkan “pelarian” dari fenomena tragis yang baru saja dialami. Kedatangan mereka ke Halga kebetulan bertepatan dengan festival Halga yang diselenggarakan setiap 90 tahun sekali. Sesampainya di sana mereka disambut dengan kecantikan alam khas daratan Skandinavia yang digambarkan secara mendetil serta keramahan penduduk setempat dengan senyuman hangat bernuansa gembira atas kedatangan mereka ke Halga. Mereka pula bukan satu-satunya pengunjung di sana, ada pula teman-teman adiknya Pelle dari London, Simon dan Connie, ikut berlibur untuk menikmati keindahan alam dan budaya penduduk Halga.

Di sinilah titik di mana esensi horror yang berbeda ditunjukkan pada film Midsommar ini, kemasan yang indah nan memanjakan mata, namun disertai dengan beberapa fenomena aneh yang membuat mata kita tidak nyaman dibuatnya. Dimulai dari suasana musim panas disana sehingga siang menjadi jauh lebih lama daripada malam hari, penggambaran halusinasi pemeran utama yang membuat kita seolah bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, perubahan suasana yang tiba-tiba menjadi menyeramkan, hingga beberapa lukisan aneh agak mengganggu di mana lukisan tersebut akan menjadi plot pada beberapa menit setelahnya. Horror pada film ini menekankan pada situasi di mana para karakter di tempatkan pada situasi yang rumit seolah-olah mereka hanya bisa pasrah dan tidak ada jalan keluar bagi mereka untuk lari dari situasi tersebut.


Ritual penduduk setempat turut berperan penting dalam membangun suasana mencekam serta menimbulkan efek kengerian tersendiri bukan hanya untuk para karakter di film tersebut namun juga bagi para penonton. Beberapa diantaranya yaitu adanya penumbalan bagi mereka yang sudah berusia 72 tahun untuk terjun dari atas tebing hingga mati yang disaksikan oleh seluruh penduduk, apabila belum mati kepalanya harus dihancurkan dengan palu berukuran besar, hingga adegan seks yang justru kali ini kita berharap untuk tidak melihatnya sama sekali karena jauh dari definisi “menyenangkan”. Namun yang unik, indah, atau entah bagaimana menyebutnya karena ini pun agak menyeramkan sebenarnya, dari kedua adegan tersebut empati yang ditunjukkan oleh para penduduk Halga yaitu mereka seolah-olah juga merasakan kesakitan atau kenikmatan yang dirasakan oleh “para tumbal” yang mereka saksikan. Teriakan dan desahan dari banyak orang membuat kita sebagai penonton merasa tidak nyaman ketika adegan ini berlangsung, bahkan ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali di film ini.


Midsommar diakhiri dengan penumbalan 9 orang sebagai perayaan festival 90 tahun sekali, sekaligus pengangkatan Dani sebagai Queen of May di Halga. Dani sebagai ratu yang terpilih memiliki “hak istimewa” untuk memilih siapa yang harus dikorbankan sebagai tumbal persembahan untuk dewa yang dipercaya penduduk Halga. Di sinilah ajang pembalasan rasa sakit dan dendam Dani diwujudkan dalam adegan-adegan mengerikan yang tak akan pernah kita bayangkan sebelumnya. Senyuman Dani pada penutup film ini memberikan kesan dan konklusi bahwa Midsommar menyingkap banyak kesadisan yang tersembunyi di balik meriahnya festival musim panas di Halga.


Rating : Sang Beruang Tidur / 10


 

Tigasks,

Maniak Soneta.

88 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page