![](https://static.wixstatic.com/media/f0a74e_5630207962d0424aa7bbff269378322a~mv2_d_1500_1500_s_2.jpg/v1/fill/w_980,h_980,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/f0a74e_5630207962d0424aa7bbff269378322a~mv2_d_1500_1500_s_2.jpg)
Bani Bumi agaknya menjadi salah satu rilisan yang mendapat banyak sorotan di tahun ini. Album teranyar berisikan 13 track dari Polka Wars ini mulanya terbagi menjadi dua yakni Bani dan Bumi, yang kemudian pada 28 Juni 2019 lalu dirilis secara serentak dalam satu kesatuan utuh di berbagai layanan pemutar musik digital. Polka Wars memang bukan pemain baru dalam skena, namun kemunculan album Bani Bumi semakin menguatkan posisi kuartet asal Jakarta ini sebagai salah satu band yang tak perlu diragukan lagi musikalitasnya.
Bercerita tentang manusia sebagai pusat materinya, Bani Bumi akan mengiringi pendengarnya pada perjalanan menyelisik esensi dan eksistensi kehidupan manusia melalui keseluruhan album ini. Bani Bumi hadir sebagai rangkuman perjalanan para personil Polka Wars atas rasa gelisah, derita, kepedihan, hingga gemuruh yang digubah secara indah dalam tiga belas lagunya. Sentuhan lirik dengan diksi-diksi cantik ala Polka Wars dalam Bani Bumi akan membawa pendengarnya pada ruang kontemplatif yang memberikan sensasi magis. Menggaungkan “Memanusiakan lagu dan melagukan manusia” sebagai penggambaran album ini agaknya menjadi ungkapan yang tepat untuk menyampaikan keseluruhan pesan dalam track Bani Bumi. Album ini hadir dengan campur tangan Lafa Pratomo pada komposisi lagu-lagunya, juga kolaborasi lantunan suara indah Sandrayati Fay yang melengkapi nomor “Suar”.
Bukan tanpa alasan Polka Wars merilis album Bani Bumi ini menjadi satu setelah sebelumnya diantarkan kepada pendengarnya dalam dua bagian, yakni Bani dan Bumi. Mendengarkan entitas Bani Bumi secara berurutan dari track intro hingga outro-nya adalah cara terbaik bagi pendengar untuk menikmati dan meresapi energi dari setiap kisah yang dibawakan oleh Polka Wars. Terlebih, transisi mulus dari beberapa nomornya akan menghasilkan paduan harmoni yang begitu memanjakan telinga dan tanpa sadar membuat pendengar berseru “wah!”. Seperti peralihan dari “Avatar” menuju “Suar” yang terdengar begitu effortless. Kejutan-kejutan baru dibawa dalam “Fatamorgana”, “Bunga”, “Alkisah”, “Terai”, “Rimba”, dan “Temaram” membawa efek magis yang dapat menyentuh sisi-sisi personal pendengarnya untuk merefleksi diri melalui aksen syahdu ala Polka Wars yang kental terasa. Nomor-nomor terdahulu seperti “Mapan”, “Mandiri”, dan “Rekam Jejak” yang dihadirkan kembali dalam Bani Bumi juga semakin melengkapi keindahan album ini. Selain itu, yang sedikit luput dari perhatian pendengar, rasanya sayang untuk mendengarkan album ini dengan melewatkan “Bani – Intro” dan “Bumi – Outro” yang digarap dengan manis menggenapkan keseluruhan album Bani Bumi.
Bani Bumi yang dieksekusi secara indah dan puitis dalam mengurai esensi kehidupan manusia semakin membuktikan proses pendewasaan Polka Wars dalam bermusik sejak album debut Axis Mundi dirilis 2015 silam. Tanpa pretensi atau sentuhan macam-macam di sana-sini, Bani Bumi hadir membawa energi sederhana yang membawa pendengarnya pada perjalanan dan pengalaman syahdu untuk meresapi setiap inci pertalian hidup manusia dengan lingkungannya. Terminologi “Bani Bumi” yang dipilih oleh Polka Wars sebagai judul rilisan terbarunya ini diintrepretasikan sebagai entitas suku manusia yang kaya perbedaan namun semua sama. Tanpa menghakimi, nihil narasi provokasi, Polka Wars bersama Bani Bumi hadir sebagai medium untuk melihat manusia seada-adanya dalam alunan indah antara rasa dan nada. Rasa gelisah, sedih, bahkan derita yang dirasakan manusia dengan manusia lainnya adalah manusiawi. Pesan kesatuan yang dihadirkan dalam Bani Bumi mencoba membawa kita untuk menilik kembali jalinan yang selama ini terjadi antara kita dengan sesama. Selain kental dengan nuansa cinta kasih manusia, beberapa nomor dalam Bani Bumi pun dapat diresapi sebagai sebuah taman bermain bagi pendengarnya untuk berkaca pada diri dalam perjalanan spiritual dengan Yang Maha Agung.
Secara keseluruhan, agaknya akan sulit untuk memberi rekomendasi titel jagoan pada 1 atau 2 lagu dalam Bani Bumi. Memaknai Bani Bumi akan memberi kesan yang berbeda pada setiap telinga, sehingga menentukan mana track terbaik dalam album ini akan dikembalikan lagi pada sisi-sisi personal pendengarnya. Album ini adalah untuk kita, untuk manusia, untuk suku bumi, untuk para bani bumi. Yang jelas, sah untuk berkata bahwa Bani Bumi adalah salah satu masterpiece rilisan 2019 yang harus didengar oleh setiap manusia. Iya, setiap manusia. Saya, kamu, kita adalah satu. Para bani bumi.
Ditulis oleh : Segarnyaesteh
Comments