top of page
  • Writer's picturetiga sks

Mendadak Dangdut + Interview Bersama Feel Koplo!

Updated: Oct 2, 2019



Menyimak jenis - jenis genre musik yang ada di Indonesia sekarang ini, barangkali dapat dikatakan bahwa banyak sekali jenis – jenis nya yang sekarang sedang banyak digandrungi, terutama remaja – remaja zaman sekarang, dari yang ‘katanya’ mainstream sampai yang masih asing di telinga. Ada yang menikmati jenis musik dengan tempo cepat, jenis musik dengan tempo pelan mendayu – dayu, atau malah musik – musik keras dan distorsi yang memekakan telinga (hayo jangan dilanjutin), sampai musik elektronik perkusif yang dibuat sebagian besar untuk klub malam.

Kami pun setuju bahwa tidak ada pertunjukan musik di Indonesia yang lebih popular di kalangan masyarakat Indonesia dibandingkan dengan pertunjukan musik dangdut yang sampai saat ini masih banyak menghiasi berbagai tempat di kota – kota bahkan pelosok desa. Kerumunan penonton nya benar – benar tidak pernah sepi, seperti hal nya kutipan tentang dangdut, ‘Pokok’e joged’ entah lagunya siapa, liriknya bagaimana, atau tahu tidaknya dengan lagu – lagunya.

Seiring dengan berjalna nya waktu, keberlangsungan musik dangdut di masyarakat tidak lagi ‘setara’ dengan genre lain. Kedudukan musik dangdut memiliki stereotip sebagai musik ‘rakyat golongan bawah’ yang dikenal anarki dan terkesan ‘murahan’.


Sejarah

Menurut Lohanda (1983), penamaan dangut diperkirakan merupakan suatu anomatophea antara hentakan kendang (dang) dan liukan (dut) itu sendiri.


Iramanya Melayu, duhai sedap sekali Sulingnya suling bambu gendangnya kulit lembu dangdut suara gendang seru bukan kepalang Terajana~ Terajana~ Ini lagunya, lagu India.


Seperti lirik lagu diatas, ‘Terajana’ yang dipopulerkan oleh Raja Dangdut, Rhoma Irama, setidaknya dapat kita ambil kesimpulan bahwa memang aliran musik ini berawal, atau setidaknya terpengaruh dengan musik Melayu dan India, dan secara anatomi menggunakan dua alat seperti gendang dan suling.

Dengan segala ke - khasan yang dimiliki oleh dangdut, musik ini mulai dikenal pada tahun1950 - 1960. Kala itu, muncullah musisi-musisi seperti halnya Ellya Khadam, Munif Bahasuan, dan A. Rafiq. Tidak hanya itu saja yang bikin musik dangdut makin kondang di berbagai penjuru negeri. Raja Dangdut, Rhoma Irama dengan segala ciri khas yang dimilikinya, juga membuat musik yang identik dengan gendang dan sulingnya ini makin terkenal. Apalagi, ia selalu menggunakan konsep konser musik a la Amerika Serikat (AS) atau Inggris setiap ia manggun. Selain konser-konser, ia juga kerap membawakan lagu-lagunya ke berbagai film yang dimainkannya untuk dijadikan soundtrack.

Sekitar akhir 1970-an juga muncul variasi baru dari dangdut, yaitu dangdut humor dan dimotori oleh sebuah orkes melayu yang bernama Pancaran Sinar Petromaks (PSP). PSP sendiri berawal dengan gaya melayu deli untuk membantu perkembangan musik dangdut agar bisa lebih dinikmati oleh para mahasiswa. Variasi dangdut ini terus berlanjut oleh Pengantar Minum Racun (PMR) pada paruh akhir dekade 1980.

Seorang professor musik yang menulis buku ‘Dangdut Stories:’, Andrew Weintraub, menyebutkan bahwa setelah kejatuhan Soeharto, dangdut etnik menyebar dan merasuki setiap genre yang ada pada musik lokal di banyak bagian di Indonesia. Memasuki tahun 2000 – an, dangdut bertransformasi menjadi sesuatu hal berbau kedaerahan atau etnik. Berkembanglah berbagai aliran dangdut itu sendiri di berbagai daerah. Seperti halnya di Jawa Timur, muncul lah aliran dangdut koplo.


Dangdut Koplo: Sejarah dan Riwayatnya Sekarang

Kemunculan dangdut koplo ini bermula dari kejenuhan penikmat musik dangdut itu sendiri yang kemudian dikembangkan oleh musisi dangdut Jawa Timur, terutama di Pesisir Pantura dengan penambahan alat musik, kendang kempul, yang asli dari Jawa Timur, tepatnya Banyuwangi Selain kendang kempul sebagai alat musik tambahan, dangut koplo menjadi cukup berbeda dengan dangdut-dangdut lainnya di mana tabuhan gendangnya memiliki ketukan lebih banyak dan lebih cepat dari dangdut sebelumnya.


Alasan penamaan dari dangdut koplo ini juga ada makna nya, lho!

Nama ‘koplo’ ini diambil karena musik ini seolah dapat menyihir para pendengar atau penonton nya untuk goyang seperti sedang nge – fly setelah mengkonsumsi pil koplo, sebuah pil yang dapat mengakibatkan halusinasi dan dijual murah di Indonesia. Makna lain nya adalah bagaimana pil ini berharga murah dan asli Indonesia yang mana berarti menikmati dangdut koplo mudah diakses dan merupakan musik ‘rakyat’ atau asli Indonesia.

Salah satu alasan yang membuat dangdut jenis ini sangat diminati adalah suara usil yang menjadi backsound penyanyi atau biasa disebut dengan senggakan yang berbunyi, "Ha’e!”, “Aselole”, “Hokya!” atau yang sempat sangat viral, “Buka sithik, jos!" yang biasanya diteriakan oleh para pemain musik. Senggakan inilah yang digadang – gadang menjadi salah satu keunikan yang menarik peminat dan bersifat partisipatoris, dimana pendengar atau penonton nya seakan tidak ada jarak dan sekat dengan penyanyi. Mereka saling berinteraksi sehingga menimbulkan komunikasi dua arah. Uniknya lagi, lirik – lirik dari lagu dangdut koplo ini biasanya menyayat hati dan terdengar sedih seperti lagu ‘Sayang’ yang dipopulerkan NDX A.K.A dan Via Vallen dan sempat disebut sebagai lagu pemersatu bangsa karena hampir tidak ada yang tidak tahu lagu tersebut. Lihat saja di youtube dan cari video tentang konser dangdut koplo. Terbukti kan meskipun dengan lirik yang menyayat hati penonton masih bergoyang menikmati dangdut jenis ini.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, dunia permusikan pun ikut berkembang. Tak khayal, keberadaan dangdut pun tidak menutup kemungkinan bahwa dapat terpengaruh musik genre lain mengingat musik dari penyanyi ataupun band indie yang sekarang digadang – gadang menjadi favorit banyak remaja zaman sekarang mulai dari genre folk sampai dengan EDM.

Menurut Sitorus (1994), tahun 1990 – an muncul sebuah sub – genre baru yaitu disco dangdut sebagai akibar pengaruh house music dimana genre ini sebuah pencamburan dari beberapa medley dangdut dengan mengambil penyesuaian yang dibutuhkan dalam tarian disco yang biasanya dimainkan di klub malam. Hal ini semakin menarik saat Via Vallen, seorang penyanyi dangdut koplo yang populer, ditunjuk sebagai penyanyi main theme dari Asian Games 2018 dimana ia berkolaborasi dengan Dipha Barus, seorang disk jockey terkenal yang telah go international sehingga memadukan dangdut koplo dan musik EDM yang super enak untuk didengar!


2018 akhir tepatnya di Bulan Oktober, dua orang ‘pemandu lagu, Maul dan Tendi dari Bandung, yang lebih dikenal dengan nama Feel Koplo mulai menyuguhkan musik – musik hasil rekayasa digital. Feel Koplo merupakan pencampuran kultural dalam ranah musik, sama hal nya dengan sub – genre yang tadi disebutkan, antara yang ‘tersegmentasi’, mengingat banyak sekali remaja yang sering disebut ‘anak indie’ dimana konsumer ini dinilai hipster dan cenderung berselera kelas menengah keatas, bahkan dianggap ‘sok’ superior—dengan aliran musik asli Indonesia atau musik ‘rakyat’ itu sendiri. Pencampuran tersebut meleburkan batas-batas yang terbentuk sebelumnya—dan diharapkan diterima kedua konsumernya bahkan terciptanya konsumer baru.

Lalu, apa jadinya kalau lagu – lagu yang dipopulerkan oleh musisi indie di aransemen ulang dengan sentuhan dangdut koplo?

Terbukti, penonton yang ‘katanya’ tersegmentasi tersebut seolah melebur menjadi satu saat musik nya diaransemen ulang oleh Feel Koplo dan dimainkan di gigs – gigs terkenal seperti cuplikan suasana Soundsproject 2019 kemarin, saat mereka manggung.

Dari musik – musik aransemen mereka yang diunggah di youtube, respon nya pun sangat positif! Mulai dari lagu The Panturas, .Feast, hingga John Mayer yang diaransemen ulang menjadi musik yang super kane untuk goyang, banyak orang yang sangat antusias untuk musik – musik lain nya dari Feel Koplo. Mereka kebanjiran job mulai dari event di klub malam sampai pensi sekolah, dari pulau Jawa hingga luar pulau. Darisini dapat ditarik kesimpulan bahwa penikmat nya pun dapat dibilang cukup meningkat.

Pada tanggal 24 Mei lalu, TIGA SKS dapat kesempatan emas untuk meng – interview mereka.

Yuk, kenalan lebih lanjut sama Feel Koplo!


 

Tigasks,

Siti Rubiyah.

94 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page