top of page
  • Writer's picturetiga sks

Massa-Aksi Mahasiswa, Bukan Lagi Aksi-Massa..

Updated: Sep 28, 2019



Jalan Gatot Subroto, Senayan, tanggal 19 September 2019 kembali jadi saksi pergulatan mahasiswa dengan elit politik negara ini. Aksi gabungan dari kawan-kawan Mahasiswa UI, ITB, Moestopo, Trisakti, dan beberapa kampus lainnya berlangsung sedari siang sampai jam pulang kantor. Isu yang dibawa yakni tentang R-KUHP dan beberapa perintilan isu lain yang masih selaras dengan keteledoran elit politik yang ada di senayan.

Rasanya agak lama gak lihat mahasiswa turun ke jalan dengan tuntutan yang jelas. Terlalu lama dan terlalu sering juga lihat mahasiswa yang ingin berjuang pada akhirnya cuma jadi bahan lelucon masyarakat luas karena kajian dan isu yang dibawa gak relevan dengan nilai yang akan diperjuangkan. Bahkan kadang, modal pemikirannya aja cetek.

Kita semua mungkin sepakat, R-KUHP dan beberapa isu lainnya yang belakangan ini santer memang mulai memasuki fase “urgent” untuk ditengok lebih dalam. Peran mahasiswa sebagai garda terdepan nyatanya sejauh ini berhasil untuk mendorong sedikit lebih mundur para anggota dewan yang masa abdinya akan habis sebentar lagi. Walaupun anggota dewan nya gak ada yang bisa ditemuin, at least mahasiswa berhasil buat nota kesepahaman antara mahasiswa dengan Sekretaris Jendral (ya walaupun sekjen DPR statusnya bukan anggota DPR, at least ya at least, mahasiswa pulang bawa bekal untuk diperjuangkan lebih lanjut).

Sebagai orang yang pernah jadi mahasiswa, seneng rasanya liat mahasiswa bisa turun ke jalan, berkumpul jadi satu kesatuan “massa-aksi” dengan arah juang yang jelas dan isu yang relevan dengan medan perjuangannya. karena beberapa tahun belakangan, mahasiswa yang turun ke jalan biasanya cuma berujung jadi “aksi-massa” dengan bentuk abstrak dan isu yang sangat gak relevan.

Gue yakin bukan cuma gue yang jenuh liat representasi “aksi” nya mahasiswa disalurin sama BEM SI. Tagline “AKSI NASIONAL” dengan arah perjuangan yang gak jelas, akhirnya bisa ditutup dengan aksi kemarin sore di Senayan. At least...

Dalam kacamata gue, mahasiswa emang gak bisa benar-benar satu untuk berjuang bareng. Akan ada aliansi-aliansi kecil dengan kepentingannya masing-masing. Tugas kita tinggal pilih, mana yang searah dan bisa berjuang bareng, mana yang akhirnya bisa menghibur kita dengan lelucon-lelucon yang diperjuangkannya.

Perjuangan kemarin sore di Senayan bisa jadi pondasi yang kuat untuk kedepannya. Mahasiswa dalam hal ini seharusnya bisa semakin resah dan semakin kritis untuk berpartisipasi dalam perihal stabilitas negara. Gak takut, dan gak mudah ditunggangi elit politik. Dan momen kemarin sore di Senayan bikin gue sadar, bahwa semakin hari, gue rasa mahasiswa gak perlu ditarik-tarik dan dipaksa untuk aksi, karena ketika kondisi dirasa udah urgent dan mahasiswa semakin kritis, mereka nantinya akan berpartisipasi dengan sendirinya secara otomatis.

Tapi, berjung bukan melulu tentang negara dan tentang aksi turun ke jalan berbau politik. Bisa berguna buat orang sekitar aja udah jadi bentuk perjuangannya mahasiswa, kok. Selamat berjuang untuk kita semua. Panjang umur perjuangan!


Tigasks,

Penulis: Rian Fathoni

49 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page