top of page
  • Writer's picturetiga sks

Korelasi Mahasiswa Penuaan Dini dan“Pusaka Pertiwi”

Artwork by: Sekrup Asbes

Kwartet jelita sekeras besi tempa dari Ibu Kota bernama Zirah, telah membuka mata pendengar tentang fenomena pemuda penuaan dini melalui singlenya yang berjudul “Pusaka Pertiwi”.


Band rock beranggotakan empat hawa yaitu Raissa (gitar), Aly (vokal), Yasmin (bass) dan Talitha (drum) lihai mengolah intrumen menjadi sebuah karya dengan nilai “pembeda”. Zirah baru terbentuk di tahun 2017 dan pertengahan 2019 lalu single “Pusaka Pertiwi” lahir ke dunia musik dalam format audio dan video. Alunan musik sidestream sangat kental terasa di lagu Zirah ini. Mulai dari instrumen yang kuat yaitu rock dengan sentuhan blues yang menggigit, visual MV yang terkesan gothic dengan balutan warna merah dan hitam dominan serta penulisan lirik yang memiliki kekuatan magis dalam menyihir hal “sepele” menjadi roman yang tak terkesan klise.


Komposisi lirik dengan makna yang unik dan repetitif memudahkan pendengar untuk menghafal dan meresapi makna lagu ini, tapi untuk yang pertama mendengarkan pasti tidak akan kepikiran jika ternyata lagu ini adalah tentang manusia yang mendewakan sebotol minyak tawon. Tempo khas blues terasa dominan di bagian intro lagu dan riff lead gitar yang mampu menarik perhatian sejak awal, ditambah lagi variasi setelah bridge yang diperkaya dengan tempo yang naik dan vokal yang meninggi. Walaupun liriknya repetitif tapi notasi lagu ini jauh dari kata membosankan.


Berawal dari pengalaman drummernya yaitu Talitha yang sering keluar malam dengan kendaraan ojek online yang membuat badanya gampang dihantam angin malam dan minyak tawon sebagai solusi yang mampu mengatasi cengkram angin malam. Pusaka Pertiwi merupakan racikan romantisasi sebuah musibah yang umum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat di Indonesia, yaitu masuk angin dan bagaimana kita memuja-muja minyak tawon sebagai solusi musibah yang konon katanya hanya ada di masyarakat Indonesia.


Berbincang mengenai korelasi antara pemuda dan “Pusaka Pertiwi”, minyak tawon memang telah lama digunakan masyarakat Indonesia bahkan dari sebelum Indonesia merdeka sebagai senjata pemusnah masuk angin. Pemuda terutama mahasiswa yang (katanya) tangguh melawan angin malam pun lama kelamaan juga tersiksa dengan kembung dan sendawa. Fenomena pemuda penuaan dini memang tidak mengagetkan lagi, terutama di kalangan mahasiswa perantau yang jauh dari rumah dan jauh dari kepedulian orang tua akan kesehatannya. Ya, karena sering keluar malam, makan sembarangan dan segala pola hidup yang asal-asalan, pada akhirnya koyo, minyak tawon, minyak telon dan segala ramuan herbal gosok ajaib jadi andalan kalau sudah sendawa tak beraturan, jadi minyak tawon (dan segala minyak-minyakan ajaib itu) dianggap sebagai Pusaka Pertiwi karena selalu dicari dan diandalkan sebagai solusi mumpuni. Seperti kata Zirah “ku mau ku tahu kehangatanmu selalu ku rindu oh sayang” sekarang mahasiswa tidak bisa jauh-jauh dari ramuan-ramuan magis itu kalau sudah tidak enak badan.


Sekarang, jarak usia dan perbedaan fisik yang jauh antara pemuda dan lansia semakin dipangkas dengan rentannya pemuda saat ini menjadi sasaran masuk angin dan aroma minyak-minyakan yang aromanya orang tua banget karena pola hidup yang berantakan.


Lirik Zirah – Pusaka Pertiwi :

Pusaka Pertiwi

Bukan kupu-kupu malam Kena ulah angin malam Mati kutu 'ku dibuatnya Aura Adam-nya menyelimutiku

Bukan kupu-kupu malam Kena ulah angin malam Mati kutu 'ku dibuatnya Aura Adam-nya menyelimutiku

Ku mau, kutahu Kehangatanmu selalu kurindu, oh sayang Ku mau, kutahu Kehadiranmu selalu kutunggu, oh sayang Ku mau, kutahu Kehangatanmu selalu kurindu, oh sayang Ku mau, kutahu Kehadiranmu selalu kutunggu, oh sayang

Oh, pusaka pertiwi Buatku jadi apati Murni adiksi Oh, pusaka pertiwi Buatku jadi apati Murni adiksi


Tigasks,

Sekrup Asbes

108 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page