top of page
  • Writer's picturetiga sks

Friends with Benefits / Benefits with Friend ?

Friends with Benefits ? Benefits with Friend !


“Komitmen, komitmen. Ngomong aja FwB – an anjing!”


Yap, sekarang marak sekali perkataan serupa apalagi setelah mendengar “Nggak pacaran kok, cuma komitmen” atau, “Kita udah saling komit, kok.”. Pokoknya, pernyataan serupa yang mengatakan ‘tidak’ pada pacaran, namun ‘iya’ pada komitmen. Katanya sih, lagi jaman nya begitu…


Tapi, emang kamu tau Friend with Benefits itu sebenarnya apa? Kok bisa ada sebutan kayak gitu?

Menurut Kamus, Friends with Benefits merupakan hubungan dimana dua orang melakukan hubungan seksual secara kasual, tanpa ada perasaan apapun dan hubungan lebih jauh.

Yes, a fuck buddy, to be exact.

Seperti banyak orang tau Friends with Benefits atau disingkat FwB ini menjadi populer karena film dengan judul serupa, yang diperankan oleh Justin Timberlake dan Mila Kunis pada 2011 yang lalu.



Disini Justin Timberlake dan Mila Kunis merupakan teman yang telah sepakat melakukan hubungan seksual tanpa perasaan apapun. Hanya pure memuaskan hasrat seksual saja namun berakhir saling baper!

Ada pula film serupa yang dibintangi Aston Kutcher dan Natalie Portman dengan judul No Strings Attached, sama – sama menceritakan tentang hubungan yang sekadar untuk sama – sama menjadi pemuas hasrat seksual saja.


Nah disinilah mulai banyak yang mengatakan FwB sama saja dengan komitmen – komitmen tersebut, karena sebuah film yang berakhir baper dan dinilai semua FwB akan berakhir demikian.


Perbedaan

Seperti yang sudah diperjelas diatas, FwB tidak lebih dari fuck buddy yang tidak melibatkan perasaan sama sekali. Mereka hanyalah pemuas hasrat seksual belaka.

Berbeda sekali dengan yang dikatakan ‘komitmen’. Komitmen, seperti yang kita ketahui, adalah nama lain dari janji. Janji kepada diri sendiri, terutama. Namun, afeksi dengan hubungan fisik bukanlah batasan. Makan bareng, shopping bareng, nonton bioskop, saling bertukar pesan di WhatsApp atau LINE seperti ‘Jangan lupa makan ya’ atau sekadar bertanya ‘Kamu lagi apa?’ adalah perbedaan nya yang kentara. Mereka memiliki perasaan yang sama – sama ‘saling’, namun tidak mau terikat beban dengan label ‘pacaran’. Sedangkan, FwB tidak melakukan hal sedemikian rupa. Dalam Teori Segitiga Cinta oleh Sternberg, sebuah perasaan yang dinamakan cinta itu berisikan 3 (tiga) bentuk utama dari cinta itu sendiri yaitu: hasrat (passion), kedekatan (intimacy), dan komitmen (commitment).


source : google.com


Nah, dengan teori ini, bakalan bisa dilihat bagaimana sih perbedaan komitmen dengan FwB itu sendiri.

1. Kedekatan

yang dimaksud adalah rasa terikat, lekat dan perasaan dekat dalam sebuah hubungan romantis. Perasaan tersebut dilandasi oleh unsur emosi yang dikombinasikan dengan rasa percaya antara dua pihak individu. Disinilah FwB dengan komitmen berbeda, dimana FwB hanya sebatas hubungan seksual dan tanpa adanya intensitas komunikasi entah itu secara langsung ataupun online terhitung intens, dan komitmen melebihi itu. Komitmen memiliki gairah dan keinginan untuk membahagiakan pasangannya, saling mengerti dan mendukung satu sama lain, menghargai perasaan satu sama lain, dan lain sebagainya.

2. Hasrat

Unsur ini adalah dorongan kuat untuk bersama seseorang dalam hal cinta, yang didukung dengan adanya ketertarikan secara fisik dan seksual. Kontak fisik dilakukan dalam hubungan dan hal itu wajar selama tidak ada keterpaksaan diantara dua belah pihak.

Namun, hasrat disini tidak melulu soal hubungan fisik, ada pula keinginan untuk bertemu, saling memikirkan satu sama lain, bahkan sampai ingin berkorban untuk pasangan nya.

3. Komitmen Nah, masuk lah ke dalam bab komitmen! Komponen ini juga dikenal dengan decision karena merujuk pada keputusan untuk mencintai dan menetapkan ingin selama – lamanya bertahan dengan orang tersebut. Indikasi dalam unsur commitment adalah rasa ingin saling mempertahankan walau terjadi pasang-surut dalam perjalanan hubungan keduanya.


source : google.com

“Lah, terus bedanya apaan dengan pacaran? Cuma label doang? Biar apa sih, biar bisa seenaknya sendiri buat deket sama yang lain?”

Bukan hanya label sebagai perbedaan, namun di hubungan komitmen, banyak resiko – resiko yang harus dipikirkan sebelum akhirnya memutuskan untuk menjalani hubungan tersebut. Hubungan ini lebih cenderung diperuntukkan kepada mereka – mereka yang memiliki sifat free spirit karena hubungan seperti ini memang hanya sebuah ‘komitmen’ dan kesadaran yang bisa dipegang. Tidak ada larangan – larangan untuk bergaul dengan ini, bergaul dengan itu, dilarang kesana – kesini, dan lain – lain nya.

Lagian, memangnya kalau sudah berlabel pacaran bakalan nggak ada yang namanya selingkuh? Kan sebenarnya, kembali lagi dengan sifat dan sikap individu masing – masing.

Because when you finally decided to commit to someone, bakalan ada yang namanya duji dengan konsistensi dan kedewasaan.

Memang harus siap menjadi pribadi yang lebih sabar dan lapang dada. Tapi itulah yang namanya ‘komitmen’. Adanya sebuah janji pada diri sendiri alias tahu diri.


Tigasks,

Siti Rubiyah.

325 views0 comments

Comments


bottom of page