top of page
  • Writer's picturetiga sks

Apapun Dijawab: Morfem Melihat ‘Indie’ Sebagai Tips Marketing.



Di malam acara Momentomori Jum’at (2/8) lalu, beberapa anggota dari TIGA SKS mendapatkan kesempatan emas untuk mengadakan tanya – jawab dengan Morfem. Dimulai dari perkenalan dan basa – basi (yang tidak basi), Morfem menjawab apapun; dimulai dari makan apa hingga tanggapan mereka tentang fenomena ‘indie’ yang sedang hangat – hangatnya.


Album Baru, Apapun Dilibas.

Mereka mengaku bahwa terbentuknya Morfem berawal dari pertemanan sehingga setiap personil dalam menjalankan pekerjaan bisa leluasa dan menganggap pekerjaan mereka itu sebuah kesenangan.

“Bikin album baru, yuk!” merupakan sebuah ajakan yang mengawali pembuatan album terbaru mereka, ‘Apapun Dilibas’. Album ini berisi lagu – lagu remake ditambah dengan satu lagu baru. Proses pembuatannya pun terhitung kilat, mengingat prosesnya hanya dilakukan sekali saja. Live, langsung rekaman, lalu mastering. Ternyata, respon khalayak sangat antusias dengan album baru Morfem ini. Acara Record Store Day menjadi saksi bagaimana ludesnya penjualan ‘Apapun Dilibas’. Bahkan, para personil yang mengaku malam itu ingin melihat rilisan fiisik yang mereka jual, ternyata sudah habis terjual sebelum mereka dapat melihat dan menyentuh langsung album baru itu. Rilisan fisik yang bekerja sama dengan Ten.us tersebut tercatat telah terjual sebanyak 300 keping.

Indie, Menurut Morfem.

Morfem bisa dibilang merupakan band yang memilih jalur ‘indie’ dalam proses pembuatan musik, video, hingga membuat acara. ‘Indie’, menurut Morfem hanyalah proses marketing dari industri musik. Mulai dari proses mixing/mastering lagu, proses pembuatan video klip yang dilakukan sendiri, hingga bagaimana rilisan fisik mereka dapat diterima oleh penikmat musik itu sendiri. Melihat perkembangan zaman yang semakin canggih, menurut Morfem, antara indie dan major label itu sudah bias. Morfem bisa satu panggung dengan Kahitna, musisi indie bisa berkolaborasi dengan musisi major label, dan lainnya. Kendala dari indie atau independent adalah uang, bisa dibilang hal ini merupakan masalah klasik karena tanpa uang semua kegiatan tidak dapat berjalan dengan lancer. “Tapi tenang, kita punya Sultan Yusak yang biayain semuanya” canda mereka.

Di samping itu, mereka menyebutkan apapun yang dilakukan dengan senang dan dalam kebersamaan, semuanya dapat diselesaikan; termasuk mencari uang, karena pada dasarnya musisi indie itu lebih leluasa dalam mengeksplorasi apa yang memang mereka suka dalam bermusik.

Personil Morfem masing – masing memiliki peran di band lain, dan itu bukan menjadi kendala dalam mereka untuk tetap bekerja secara professional dalam Morfem. Kuncinya adalah ‘KOMUNIKASI’; dengan menjalin komunikasi yang baik tiap personil menjadikan mereka enjoy atau merasa senang dalam menjalaninya. Mereka pun tidak memiliki rasa timpang dalam idealisme atau ada ketimpangan ke salah satu band yang mereka jalani.


Morfem dan Thursday Noise

Acara rutin Thursday Noise memang sudah jadi langganan Morfem untuk mereka menyapa penggemarnya dengan konsep yang bisa dibilang ‘intimate’ antara penonton dengan musisi itu sendiri. Acara tersebut menampilkan band – band yang baru muncul di masing – masing kota hingga menampilkan berbagai macam jenis acara di dalamnya. Tetapi, Jimi yang menjadi pentolan Morfem mengatakan untuk saat ini Thursday Noise belum ingin diadakan kembali karena sudah memiliki pattern yang sama, dan Jimi ingin membuat suatu acara yang mempunyai konsep berbeda. “Kita nantikan saja, fren!” Kata Jimi dengan semangat.


Project Selanjutnya

Di akhir wawancara, Morfem mengatakan bahwa next project dari mereka adalah kemungkinan Morfem akan mengeluarkan EP dan video klip dari single terbaru mereka. Dengan proses yang ‘indie’ ini, Pandu, akan menjadi orang di balik proses mixing dan masteringnya.

41 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page